16 Desember 2025

MENGUAK TABIR PENDIDIKAN DI JANTUNG BORNEO: Ketika Abdul Rasyid Foundation Mengubah Mimpi Menjadi Kenyataan

ARF, Kalimantan Tengah – Di tengah gemuruh kekayaan sumber daya alam (SDA) Kalimantan Tengah, H. Abdul Rasyid AS, pendiri Abdul Rasyid Foundation (ARF), membawa sebuah visi yang berbeda: bahwa kemakmuran sejati tidak diukur dari tumpukan hasil bumi, melainkan dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kita bentuk.

Visi ini bukan sekadar retorika. Ia lahir dari pengalaman pribadi yang mendalam di dunia usaha, yang menguatkan keyakinan bahwa, "Kalau sebuah negara ingin maju, maka dunia pendidikannya harus diperhatikan. Tanpa pendidikan yang baik, sumber daya manusia tidak akan terbentuk, sekalipun kekayaan alam melimpah.”

Tantangan di Balik Kekayaan Alam di balik citra Kalteng sebagai lumbung energi, terdapat realitas pahit di dunia pendidikan:

Ketertinggalan Fasilitas: Banyak sekolah yang berjuang dengan infrastruktur dasar.

Akses Terbatas: Jarak dan medan menjadi penghalang utama bagi banyak anak.

Kualitas Pendidik: Kurangnya perhatian terhadap peningkatan kompetensi guru.

ARF mengambil peran sebagai katalis perubahan, bertekad menyalakan “cahaya harapan” di tengah tantangan tersebut. Komitmen mereka meluas dari mendirikan sekolah hingga menyediakan pendidikan gratis dan, yang paling krusial, meningkatkan kompetensi para pendidik.

Inovasi Holistik: Pendidikan Berbasis Karakter dan Keberlanjutan

ARF tidak hanya mengisi kekosongan. Yayasan ini memperkenalkan model pendidikan holistik yang unik: “Pendidikan Berbasis Karakter dan Keberlanjutan.”

Model ini mencakup setiap jenjang, dari TK hingga SMK, dengan ambisi mencetak generasi unggul yang siap bersaing di tingkat global, namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai local dengan pilar utama inovasi ARF: Pertama Pendekatan Pembelajaran Progresif: ARF mengadopsi konsep Kaizen (perbaikan berkelanjutan), student-oriented learning, dan inquiry-based learning. Ini memastikan setiap siswa tidak hanya menghafal, tetapi berkembang sesuai potensi unik mereka. Kedua Sekolah Adiwiyata & Teknologi Ramah Lingkungan: Kesadaran lingkungan diintegrasikan dalam kurikulum harian. Sekolah-sekolah ARF menjadi model dalam menanamkan kepedulian lingkungan, mempersiapkan siswa untuk tantangan keberlanjutan global. Ketiga Manajemen Kualitas Total: Dengan mengusung manajemen kualitas total dan kepemimpinan transformasional, ARF memastikan ekosistem pendidikan berjalan efisien, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan industri dan zaman.

Abdul Rasyid percaya bahwa setiap anak di Kalteng berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tidak hanya menjadi "penonton di tanah sendiri," tetapi menjadi agen perubahan. Keberhasilan mereka adalah indikator keberhasilan seluruh masyarakat.

Yayasan ini secara aktif mendokumentasikan praktik terbaik dari guru dan kepala sekolah, memperkuat budaya inovasi dan kolaborasi dengan komunitas lokal, pemerintah daerah, hingga industri.

ARF mengajak seluruh elemen pemerintah daerah, pusat, dan Masyarakat untuk bersinergi. “Keberhasilan sebuah bangsa hanya bisa terwujud bila didukung dengan SDM yang unggul dan inovatif,” tutupnya.